Jumat, 04 Mei 2012

Fenomenologi


Fenomenologi adalah studi mengenai bagaimana manusia mengalami kehidupan di dunia. Studi ini melihat objek dan peristiwa dari objek dan peristiwa dari perspektif orang yang mengalami. Realitas dalam fenomenologi selalu merupakan bagian dari pengalaman sadar seseorang. Pendekatan ini merupakan suatu langkah maju terhadap aliran yang menganggap bahwa suatu realitas terlepas dari kesadaran atau persepsi manusia. Maurice Merleau-Ponty, seorang fenomenologis terkenal, mengungkapkan pandangannya sebagai berikut :


"Seluruh pengetahuan saya tentang dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperoleh dari sudut pandang saya sendiri, atau dari beberapa pengalaman yang tanpa menggunakan sudut pandang saya sendiri akan menyebabkan simbol-simbol ilmiah menjadi tidak berarti ..... Untuk kembali kepada hal-hal tersebut adalah kembali kepada dunia yang mendahului pengetahuan, dimana pengetahuan selalu bicara."

Dengan kata lain, fenomenologi menempatkan pengalaman nyata sebagai data dasar dari pengetahuan. Fenomenologi menghindari penerapan ketentuan kategori teoritis. "Fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu mengungkapkan dirinya sendiri, tanpa memaksakan kategori kita kepada mereka".

Stanley Deetz mengemukakan tiga prinsip dasar fenomenologi :

  1. Pengetahuan haruslah sadar, pengetahuan tidak disimpulkan dari pengalaman, tetapi diekspresikan dalam pengalaman sadar itu sendiri.
  2. Makna diberikan pada sesuatu atas dasar potensinya bagi tindakan seseorang. Bagaimana seseorang berhubungan dengan suatu objek akan menentukan makna tersebut. Seikat kunci misalnya, akan menjadi penindih kertas ketika seseorang melihat potensinya sebagai suatu benda yang cukup berat.
  3. Bahasa merupakan perantara bagi munculnya makna, kita mengalami banyak hal melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengungkapkann hal-hal tersebut. Kita mengalami banyak hal melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengungkapkan hal-hal tersebut. Kita tahu bahwa itu adalah sebuah kunci karena berbagai atribut yang diberikan pada benda tersebut: untuk mengunci, membuka, terbuat dari logam, berat dan sebagainya.

Fenomenologi terbagi ke dalam dua kubu, Perintis fenomenologi modern, Edmud Husserl, mengajarkan bahwa fenomenologi dapat menjadi suatu disiplin ilmu, yaitu dengan menggunakan kesadaran yang jernih, orang dapat mengungkap kebenaran. Pada kubu lainnya, Martin Heidegger mengajarkan bahwa pengetahuan yang pasti adalah tidak mungkin dan bahwa manusia tidak dapat memisahkan diri mereka dari pengalaman subjektif mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tanggapan codebreakers