Jumat, 24 Januari 2014

Peneliti: "Adam" Telah Muncul di Bumi 209.000 Tahun Lalu

Saat itu beberapa manusia modern telah muncul di Afrika, klaim mereka


Peneliti Inggris menyatakan Adam telah hidup di daratan Afrika pada 209.000 tahun yang lalu.
Peneliti University of Sheffield, Dr Eran Elhaik, dan University of Houston, Dr Dan Graur, mengklaim nenek moyang laki-laki manusia modern, atau dikenal dengan Adam, telah hidup 9.000 tahun lebih awal dari yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya. 

Menurut dua peneliti Inggris itu,seperti dilansir situs Dailymail, Jumat 24 Januari 2014, Adam telah hidup di daratan Afrika pada 209.000 tahun yang lalu. Hasil studi ini bertentangan dengan studi sebelumnya. 

Untuk menentukan usia "Adam," kedua peneliti menggunakan data genetik yang telah ada saat ini, yakni menghitung kromosom Y, gen laki-laki. Peneliti menghitung usia kromosom Y dengan mengalikan data genetik pada rata-rata usia ayah yang memiliki anak pertama dengan jumlah mutasi yang ditemukan peneliti. 

Peneliti kemudian membagi angka itu dengan tingkat mutasi kromosom Y. Hal ini untuk mengetahui berapa rata-rata tahun yang dibutuhkan untuk mengetahui penampakan mutasi. Memang mekanisme ini diakui berpotensi memanipulasi variabel genetik. Namun keduanya menunjukkan studi mereka malah menyajikan manipulasi pada studi sebelumnya.

"Dalam tulisan kami, studi sebelumnya memanipulasi semua variabel untuk mendahului usia kromosom Y," tegas Elhaik.

Elhaik menambahkan dia bersama koleganya memastikan Adam telah muncul lebih awal dari yang diperkirakan.

"Kami bisa katakan dengan kepastian bahwa beberapa manusia modern telah muncul di Afrika setidaknya lebih dari 200.000 tahun lalu," tambah dia. 

Tidak Tunggal

Elhaik juga membantah manusia modern saat itu kawin silang dengan hominin (kerabat manusia yang lebih dekat dengan simpanse) yang hidup lebih dari 500.000 tahun lalu. 

"Juga jelas bahwa tidak ada Adam dan Hawa tunggal, tapi yang ada yaitu kelompok Adam dan Hawa yang hidup berdampingan dan mengembara bersama-sama di Bumi," ungkapnya.

Sebelumnya studi Universitas Arizona, mengklaim kromosom Y manusia berasal dari spesies berbeda melalui perkawinan yang usianya dua kali lebih tua dari usia Adam. Menurut Elhaik, studi Universitas Arizona terbantahkan.

"Kami telah menunjukkan studi Universitas Arizona tak memiliki prestasi ilmiah apapun," ujarnya (Vivanews).

Peneliti: jumlah Adam dan Hawa ternyata banyak

Sebelumnya, sebuah teori menyatakan bahwa manusia pertama di dunia, Adam dan Hawa hidup sekitar 200 ribu tahun lalu. Namun, sebuah penelitian terbaru berhasil membantah teori itu. Seperti yang dilansir oleh Dailymail (23/1), para peneliti dari Inggris yakin bahwa Adam sebenarnya hadir di muka bumi lebih lama dari itu. Setidaknya, dia dan Hawa sudah mendiami bumi pada 209 ribu tahun silam. Hal ini berdasarkan data genetik yang berhasil dikumpulkan oleh para peneliti. Mereka mengumpulkan kromosom Y dan didapat dari rata-rata seorang pria memiliki anak pertama. 

Selain itu, para peneliti juga yakin bahwa sebenarnya tidak hanya ada satu Adam dan Hawa yang diturunkan ke bumi pada saat itu. Melainkan, ada beberapa pasangan yang sudah mendiami bumi dan terpencar lokasinya di seluruh dunia. "Sangat jelas bahwa manusia modern tidak kawin silang dengan manusia kera yang hidup pada 500 ribu tahun lalu. Juga jelas bahwa ada lebih dari sepasang Adam dan Hawa yang hidup berdampingan dan mengelilingi dunia kita," kata Dr Elhaik, perwakilan peneliti.

Hasil penelitian ini membantah penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arizona University. Saat itu, Arizona University berpendapat bahwa kromosom Y berasal dari spesies lain selain manusia. Dalam arti lain, Adam pernah berkembang biak bukan dengan Hawa. "Kami telah membuktikan bahwa penelitian dari Arizona University tidak memenuhi unsur saintifik," sambung Elhaik (merdeka.com).

Senin, 23 Desember 2013

Penemuan Software Penterjemah Tangis Bayi

Tangisan adalah bentuk komunikasi yang paling awal dari manusia setelah dilahirkan dimuka bumi. Bayi sebagai komunikator mengirimkan pesan kepada ibu yang memang menjadi komunikan pertama dalam kehidupan sang cabang bayi. Tangisan sepertinya sama saja bila kita dengar dan biasanya orang disekitarnya hanya mencoba untuk menterjemahkan dengan menduga-duga saja. 

Ternyata sekarang ada suatu aplikasi yang dapat menterjemahkan tangis bayi tersebut yang diklaim 94% akurat menggambarkan kondisi atau apa yang dirasakan oleh bayi usia 0-3 bulan dan pesan tersebut adalah merupakan kode atau tanda yang dikirim kepada orang disekitarnya terutama kepada sang ibu. 


Dosen Mata Kuliah Aplikasi Komputer Institut Pertanian Bogor, Medhanita Dewi Renanti M.Kom, menciptakan aplikasi pertama di Indonesia yang mampu menerjemahkan arti tangisan bayi. Salah seorang pewarta warga di Kompasiana, Yundika Alvionita, Kamis (19/12) menulis tentang aplikasi baru yang belum diberi nama itu.

Dalam laporannya, Yundika menulis kemampuan aplikasi tersebut dalam mendeteksi lima jenis tangisan bayi berikut tafsirnya. Masing-masing adalah suara tangisan “neh” yang berarti lapar, “owh” berarti lelah atau mengantuk, “eh” yang bertafsir ingin bersendawa, “eairh” berarti nyeri di perut, dan bunyi “heh” yang artinya bayi merasa tidak nyaman. 

Yundika juga menulis, aplikasi itu merupakan otomatisasi dari Dunstan Baby Language (DBL). Berdasarkan situs DunstanBaby.com, DBL ditemukan oleh Priscilla Dunstan yang berasal dari Australia pada Juni 1998. 



Priscilla yang juga seorang musisi klasik dengan ingatan fotografis pada suara, menemukan pola tangisan bayi dan menerjemahkannya setelah melakukan riset lebih dari delapan tahun. Menurut Yundika, aplikasi temuan Medhanita itu nantinya bakal dibenamkan dalam perangkat dengan sistem operasi Android. 

Adapun Medhanita saat dihubungi Kompas pada hari yang sama mengatakan, aplikasi itu merupakan hasil penelitian studi jenjang S-2 yang dilakukannya. Penelitian itu menghasilkan tesis dengan judul Identifikasi Jenis Tangis Bayi menggunakan Codebook untuk Pengenal Pola dan MFCC (Mel-frequency cepstral coefficients) untuk Ekstraksi Ciri. 

Medhanita mengatakan, perangkat lunak itu berbeda dengan aplikasi sejenis seperti Cry Translator yang pada 2009 telah tersedia untuk perangkat iPhone. “Cry Translator menggunakan basis data hasil penelitian Dr. Antonio Portugal (Ramirez), sedangkan aplikasi saya menggunakan DBL,” katanya. 

Arti setiap jenis tangisan pada aplikasi lain itu juga berbeda dengan temuan Medhanita. Laman TheHindu.com melaporkan, lima tafsir tangisan bayi pada aplikasi lain yang didasarkan pada hasil penelitian Dr. Antonio Portugal itu ialah tentang rasa lapar, terganggu, lelah, tertekan, dan bosan. 

Medhanita menambahkan, harga perangkat yang relatif mahal untuk menjalakan aplikasi sejenis yang telah muncul sebelumnya juga akan membedakan perangkat lunak ciptaannya tersebut. Sistem operasi Android yang kelak akan dipilihnya dan tampilan yang relatif sederhana diharapkan Medhanita bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 

Aplikasi tersebut diklaim mampu mengartikan tangisan bayi usia 0-3 bulan dengan akurasi hingga 94 persen pada sesi percobaan. “Karena mulai usia 4 bulan, arti tangisan bayi akan berbeda-beda, tergantung pada lingkungan kebudayaan masing-masing,” sebut Medhanita. 

Saat ini aplikasi tersebut masih dijalankan pada sistem operasi Microsoft Windows yang terbenam dalam komputer jinjing. “Untuk pengembangan selanjutnya, saya ingin selain bisa dijalankan dalam sistem operasi Android juga dapat berbentuk alat tersendiri,” ujar Medhanita. 

Sumber: kompas.com

Senin, 09 Desember 2013

Warna Urine Ungkap Status Kesehatan Anda

Kerap dikatakan, warna urine bercerita banyak tentang apa yang terjadi di tubuh. Mulai sepucat jerami hingga coklat seperti bir, air seni memiliki beragam kisaran warna. Status kesehatan seseorang bisa dinilai lewat warna urine yang dihasilkan. Karena itu, seseorang sebaiknya menganggap warna urine sebagai peringatan bagi dirinya.  Saat ini para dokter di pusat kesehatan Amerika Serikat menggunakan gambar diagram untuk mengilustrasikan warna air seni yang normal dan tidak. Gambar ini dikembangkan Cleveland Clinic di Ohio dengan warna coklat madu hingga warna jerami disertai berbagai indikasinya. 

Dalam perspektif "code breaker" maka hal tersebut sangat mengambarkan bahwa memang ada pesan yang disampaikan melalui warna dalam air seni tersebut. Memang pesan yang merupakan "sign" atau tanda yang akhirnya diperlajari oleh manusia (para ilmuan) untuk dapat meng-decode pesan tersebut sehingga menjadi petunjuk terhadap kondisi kesehatan manusia. Inilah bagian dari proses memahami maksud Sang Pencipta dalam berupa "Encode" pesannya untuk manusia di muka bumi (The Creator's Code Breaker). 


Dalam diagram tersebut dikatakan, jika urine tidak berwarna, kemungkinan orang tersebut terlalu banyak minum. Mereka mungkin harus mengurangi jumlah air yang dikonsumsi.

Sementara urine yang berwarna sepucat jerami menandakan, jumlah air yang dikonsumsi sudah cukup dan mereka terhidrasi dengan baik. Status kesehatan yang baik ini berlaku juga bagi pemilik urine berwarna kuning transparan.

Namun, jika air seni berwarna kuning gelap, kemungkinan jumlah air yang dikonsumsi tidak cukup sehingga konsumsi air harus segera ditambah. Status hidrasi yang buruk ditandai warna urine yang makin gelap hingga menyerupai madu.

Warna urine ternyata juga dipengaruhi faktor selain hidrasi. Contohnya adalah urine dengan warna menyerupai bir.

Diagram tersebut menunjukkan, jika warna urine menyerupai bir, ada dua hal yang patut diwaspadai. Yang pertama adalah kurangnya konsumsi air sehingga harus segera ditambah. Yang kedua adalah indikasi adanya gangguan lever.

Para ahli menyarankan pemilik urine serupa warna bir segera menambah konsumsi air. Selain itu disarankan juga untuk segera berkonsultasi ke dokter.

Diagram tersebut juga memberi peringatan pada pemilik urine berwarna pink atau merah walau tidak makan buah bit atau bluberi. Hal ini merupakan tanda adanya darah dalam urine sehingga harus segera berkonsultasi kepada dokter.

Air seni warna pink atau merah merupakan indikasi adanya gangguan ginjal, tumor, prostat, atau infeksi saluran kencing. Warna tersebut juga bisa menjadi tanda adanya keracunan merkuri.

Selain merah, warna urine lain yang patut diwaspadai adalah oranye. Selain pertanda tubuh mengalami dehidrasi, warna ini juga merupakan indikasi adanya gangguan lever atau saluran empedu.

Kendati jarang, urine juga bisa berwarna biru atau hijau. Warna ini bisa diakibatkan konsumsi pewarna makanan atau pengobatan tertentu. Namun, warna biru atau hijau juga mengindikasikan adanya gangguan genetik yang jarang terjadi, atau infeksi bakteri di saluran air seni. Pemilik urine warna biru atau hijau sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter.

Beberapa orang ternyata juga menemukan air seninya beruap, layaknya minuman soda. Kondisi tersebut merupakan efek hidrolik yang tidak berbahaya bagi tubuh. Namun, uap yang timbul juga bisa menjadi tanda adanya masalah ginjal, atau kelebihan protein dalam pola makan.


Sumber: 

(1). dailymail.co.uk
(3). kompas.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tanggapan codebreakers