Senin, 23 Desember 2013

Penemuan Software Penterjemah Tangis Bayi

Tangisan adalah bentuk komunikasi yang paling awal dari manusia setelah dilahirkan dimuka bumi. Bayi sebagai komunikator mengirimkan pesan kepada ibu yang memang menjadi komunikan pertama dalam kehidupan sang cabang bayi. Tangisan sepertinya sama saja bila kita dengar dan biasanya orang disekitarnya hanya mencoba untuk menterjemahkan dengan menduga-duga saja. 

Ternyata sekarang ada suatu aplikasi yang dapat menterjemahkan tangis bayi tersebut yang diklaim 94% akurat menggambarkan kondisi atau apa yang dirasakan oleh bayi usia 0-3 bulan dan pesan tersebut adalah merupakan kode atau tanda yang dikirim kepada orang disekitarnya terutama kepada sang ibu. 


Dosen Mata Kuliah Aplikasi Komputer Institut Pertanian Bogor, Medhanita Dewi Renanti M.Kom, menciptakan aplikasi pertama di Indonesia yang mampu menerjemahkan arti tangisan bayi. Salah seorang pewarta warga di Kompasiana, Yundika Alvionita, Kamis (19/12) menulis tentang aplikasi baru yang belum diberi nama itu.

Dalam laporannya, Yundika menulis kemampuan aplikasi tersebut dalam mendeteksi lima jenis tangisan bayi berikut tafsirnya. Masing-masing adalah suara tangisan “neh” yang berarti lapar, “owh” berarti lelah atau mengantuk, “eh” yang bertafsir ingin bersendawa, “eairh” berarti nyeri di perut, dan bunyi “heh” yang artinya bayi merasa tidak nyaman. 

Yundika juga menulis, aplikasi itu merupakan otomatisasi dari Dunstan Baby Language (DBL). Berdasarkan situs DunstanBaby.com, DBL ditemukan oleh Priscilla Dunstan yang berasal dari Australia pada Juni 1998. 



Priscilla yang juga seorang musisi klasik dengan ingatan fotografis pada suara, menemukan pola tangisan bayi dan menerjemahkannya setelah melakukan riset lebih dari delapan tahun. Menurut Yundika, aplikasi temuan Medhanita itu nantinya bakal dibenamkan dalam perangkat dengan sistem operasi Android. 

Adapun Medhanita saat dihubungi Kompas pada hari yang sama mengatakan, aplikasi itu merupakan hasil penelitian studi jenjang S-2 yang dilakukannya. Penelitian itu menghasilkan tesis dengan judul Identifikasi Jenis Tangis Bayi menggunakan Codebook untuk Pengenal Pola dan MFCC (Mel-frequency cepstral coefficients) untuk Ekstraksi Ciri. 

Medhanita mengatakan, perangkat lunak itu berbeda dengan aplikasi sejenis seperti Cry Translator yang pada 2009 telah tersedia untuk perangkat iPhone. “Cry Translator menggunakan basis data hasil penelitian Dr. Antonio Portugal (Ramirez), sedangkan aplikasi saya menggunakan DBL,” katanya. 

Arti setiap jenis tangisan pada aplikasi lain itu juga berbeda dengan temuan Medhanita. Laman TheHindu.com melaporkan, lima tafsir tangisan bayi pada aplikasi lain yang didasarkan pada hasil penelitian Dr. Antonio Portugal itu ialah tentang rasa lapar, terganggu, lelah, tertekan, dan bosan. 

Medhanita menambahkan, harga perangkat yang relatif mahal untuk menjalakan aplikasi sejenis yang telah muncul sebelumnya juga akan membedakan perangkat lunak ciptaannya tersebut. Sistem operasi Android yang kelak akan dipilihnya dan tampilan yang relatif sederhana diharapkan Medhanita bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 

Aplikasi tersebut diklaim mampu mengartikan tangisan bayi usia 0-3 bulan dengan akurasi hingga 94 persen pada sesi percobaan. “Karena mulai usia 4 bulan, arti tangisan bayi akan berbeda-beda, tergantung pada lingkungan kebudayaan masing-masing,” sebut Medhanita. 

Saat ini aplikasi tersebut masih dijalankan pada sistem operasi Microsoft Windows yang terbenam dalam komputer jinjing. “Untuk pengembangan selanjutnya, saya ingin selain bisa dijalankan dalam sistem operasi Android juga dapat berbentuk alat tersendiri,” ujar Medhanita. 

Sumber: kompas.com

Senin, 09 Desember 2013

Warna Urine Ungkap Status Kesehatan Anda

Kerap dikatakan, warna urine bercerita banyak tentang apa yang terjadi di tubuh. Mulai sepucat jerami hingga coklat seperti bir, air seni memiliki beragam kisaran warna. Status kesehatan seseorang bisa dinilai lewat warna urine yang dihasilkan. Karena itu, seseorang sebaiknya menganggap warna urine sebagai peringatan bagi dirinya.  Saat ini para dokter di pusat kesehatan Amerika Serikat menggunakan gambar diagram untuk mengilustrasikan warna air seni yang normal dan tidak. Gambar ini dikembangkan Cleveland Clinic di Ohio dengan warna coklat madu hingga warna jerami disertai berbagai indikasinya. 

Dalam perspektif "code breaker" maka hal tersebut sangat mengambarkan bahwa memang ada pesan yang disampaikan melalui warna dalam air seni tersebut. Memang pesan yang merupakan "sign" atau tanda yang akhirnya diperlajari oleh manusia (para ilmuan) untuk dapat meng-decode pesan tersebut sehingga menjadi petunjuk terhadap kondisi kesehatan manusia. Inilah bagian dari proses memahami maksud Sang Pencipta dalam berupa "Encode" pesannya untuk manusia di muka bumi (The Creator's Code Breaker). 


Dalam diagram tersebut dikatakan, jika urine tidak berwarna, kemungkinan orang tersebut terlalu banyak minum. Mereka mungkin harus mengurangi jumlah air yang dikonsumsi.

Sementara urine yang berwarna sepucat jerami menandakan, jumlah air yang dikonsumsi sudah cukup dan mereka terhidrasi dengan baik. Status kesehatan yang baik ini berlaku juga bagi pemilik urine berwarna kuning transparan.

Namun, jika air seni berwarna kuning gelap, kemungkinan jumlah air yang dikonsumsi tidak cukup sehingga konsumsi air harus segera ditambah. Status hidrasi yang buruk ditandai warna urine yang makin gelap hingga menyerupai madu.

Warna urine ternyata juga dipengaruhi faktor selain hidrasi. Contohnya adalah urine dengan warna menyerupai bir.

Diagram tersebut menunjukkan, jika warna urine menyerupai bir, ada dua hal yang patut diwaspadai. Yang pertama adalah kurangnya konsumsi air sehingga harus segera ditambah. Yang kedua adalah indikasi adanya gangguan lever.

Para ahli menyarankan pemilik urine serupa warna bir segera menambah konsumsi air. Selain itu disarankan juga untuk segera berkonsultasi ke dokter.

Diagram tersebut juga memberi peringatan pada pemilik urine berwarna pink atau merah walau tidak makan buah bit atau bluberi. Hal ini merupakan tanda adanya darah dalam urine sehingga harus segera berkonsultasi kepada dokter.

Air seni warna pink atau merah merupakan indikasi adanya gangguan ginjal, tumor, prostat, atau infeksi saluran kencing. Warna tersebut juga bisa menjadi tanda adanya keracunan merkuri.

Selain merah, warna urine lain yang patut diwaspadai adalah oranye. Selain pertanda tubuh mengalami dehidrasi, warna ini juga merupakan indikasi adanya gangguan lever atau saluran empedu.

Kendati jarang, urine juga bisa berwarna biru atau hijau. Warna ini bisa diakibatkan konsumsi pewarna makanan atau pengobatan tertentu. Namun, warna biru atau hijau juga mengindikasikan adanya gangguan genetik yang jarang terjadi, atau infeksi bakteri di saluran air seni. Pemilik urine warna biru atau hijau sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter.

Beberapa orang ternyata juga menemukan air seninya beruap, layaknya minuman soda. Kondisi tersebut merupakan efek hidrolik yang tidak berbahaya bagi tubuh. Namun, uap yang timbul juga bisa menjadi tanda adanya masalah ginjal, atau kelebihan protein dalam pola makan.


Sumber: 

(1). dailymail.co.uk
(3). kompas.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tanggapan codebreakers