Kamis, 29 November 2012

Memecahkan Teka-Teki Asal Usul Kehidupan


Dalam Frankenstein, buku klasik karya Mary Shelley yang terbit tahun 1818, Victor Frankenstein mengumpulkan potongan-potongan mayat dan menjahitnya menjadi tubuh yang utuh. Menggunakan aliran listrik, Frankenstein berhasil menciptakan kehidupan meski kemudian menyesalinya. Dalam kehidupan nyata, manusia memang tak henti-hentinya mencari jawaban, apakah kehidupan ini ada karena suatu kuasa atau semata-mata proses alam?

Ada berbagai teori dan percobaan menyangkut asal-usul kehidupan. Dalam buku The Grand Design (2010), fisikawan Stephen Hawking bersama Leonard Mlodinow menjelaskan tentang penciptaan ini. Menurut mereka, ”Tata surya dapat membentuk dirinya sendiri karena ada hukum alam, seperti gravitasi. Maka, penciptaan spontan adalah sumber adanya ’sesuatu’ dan bukan kehampaan, adanya alam semesta dan adanya kita.”

Sebelum itu, para ahli biokimia sudah merumuskan berbagai teori dan menguji coba di laboratorium. Salah satu yang fenomenal adalah uji laboratorium yang dilakukan Stanley Miller, kandidat doktor di University of Chicago, Amerika Serikat, tahun 1953. Miller mereproduksi kondisi atmosfer purba dengan hidrogen, air, metana, dan amonia dalam bejana dan memanasinya. Dalam seminggu ia menemukan endapan senyawa organik penyusun kehidupan: asam amino.Ragam asam amino itu—glisin, alanin, aspartik, dan glutamik—adalah unsur dasar pembentuk protein, penyusun struktur sel, dan berperan penting dalam reaksi biokimia yang dibutuhkan kehidupan.

Bukti baru

Belum lama ini, Lembaga Aeronautika dan Antariksa AS (NASA) memublikasikan hasil pengujian terhadap bahan penelitian Miller. Bahan ini, dengan alasan yang tidak pernah diketahui, tidak pernah dicoba sampai Miller meninggal tahun 2007.

Bahan ini mengandung hidrogen sulfida (H2S) yang belum pernah digunakan sebelumnya. ”Hidrogen sulfida berfungsi menstimulasi kondisi awal atmosfer kita,” kata Eric Parker dari Georgia Institute of Technology, Atlanta, dalam situs resmi NASA.Parker adalah penulis utama laporan ilmiah tersebut dalam The Proceedings of the National Academy of Sciences.

”Sungguh mengagetkan, dengan menggunakan H2S, asam amino yang dihasilkan jauh lebih kaya dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya,” ujar Profesor Jeffrey Bada dari Scripps Institution of Oceanography, University of California. Ia berpartisipasi dalam penelitian ini. Total diperoleh 22 jenis asam amino dan 10 jenis di antaranya belum pernah ditemukan dalam percobaan serupa. Salah satu dari asam amino tersebut, metionin, berperan besar dalam kode genetik. ”Metionin menginformasikan pada sel untuk menerjemahkan suatu desain menjadi protein,” kata Dr James Cleaves dari Carnegie Institution of Washington, anggota tim peneliti.

Kesimpulannya, penelitian menunjukkan peran gunung berapi pada pembentukan senyawa organik awal. Seperti diketahui, gunung berapi adalah sumber sulfur yang berlimpah. Kilat cahaya yang muncul saat gunung meletus, seperti aliran listrik yang membangkitkan kehidupan. Dengan demikian, kawasan gunung berapi bisa jadi menjadi lokasi awal mula kehidupan karena merupakan daerah yang kaya senyawa organik, baik jenis maupun jumlahnya.

Penelitian lebih lanjut pada meteorit— partikel antariksa yang tidak habis terbakar di atmosfer dan jatuh ke Bumi—menunjukkan bahwa selain kaya unsur karbon, meteorit juga mengandung beragam asam amino. Maka, bisa jadi molekul penting yang berperan dalam kehidupan berasal dari antariksa dan mempercepat munculnya kehidupan karena bahan bakunya sudah siap bersenyawa. ”Kami menemukan bahwa tipe asam amino yang dihasilkan dengan menambahkan H2S ternyata hampir sama dengan asam amino pada meteorit yang kaya karbon,” tutur D Jason Dworkin dari NASA Goddard yang memimpin Laboratorium Astrochemistry NASA.

Awal mula

Meski demikian, kerja Miller tak lepas dari teori-teori yang dihasilkan para ahli biokimia sebelumnya. Menurut John Haldane dari Inggris tahun 1929, atmosfer pada zaman Bumi purba tidak memiliki oksigen bebas.

Kemudian Haldane dan Aleksander Oparin dari Soviet menyatakan, ”Semua bahan baku kehidupan sudah ada di Bumi sejak awal mula, demikian juga dengan energi dari Matahari dan proses yang belum diketahui, tapi memicu munculnya kehidupan.”Di Amerika, tahun 1952, ahli biokimia Harold C Urey mengelaborasi teori Haldane dan Oparin dengan menyebutkan unsur-unsur yang ada sejak terbentuknya semesta, yaitu hidrogen, oksigen, nitrogen, dan karbon. Inilah yang kemudian membentuk air, amonia, dan metana sebagai unsur dasar pembentuk kehidupan.

Adalah Stanley Miller yang kemudian mengombinasikan ide Haldane, Oparin, dan Urey dalam percobaannya. Selain menemukan senyawa organik penyusun kehidupan, percobaan Miller juga membuktikan betapa mudah asam amino terbentuk. Pada tahun yang sama, 1953, penemuan struktur DNA—deoxyribonucleic acid yang membawa kode genetik—semakin membuktikan besarnya peran senyawa organik dasar menyusun kehidupan. Penemuan DNA juga membuka pemahaman terhadap beberapa senyawa, di antaranya asam nukleid, yang bisa bereplikasi dan mewariskan kehidupan.

Semua penelitian di atas mengarah pada pembentukan asam amino sebagai langkah awal kehidupan. Bagi manusia mencoba untuk mengurai awal mula semua tahap kejadian dari rencana Sang Maha Kuasa. Manusia berusaha mencari tahu dengan keterbatasan indranya untuk mengungkap semua hal secara ilmiah. Dan manusia hanya dapat mungkin tidak sampai 5 persen saja dari realita yang sesungguhnya.

Kamis, 22 November 2012

Tahap- Tahap Hubungan Interpersonal

Tradisi sosiopsikologi : (mencoba mentafsirkan sebuah lagu "Harus Terpisah" Cakra Khan)





Tahap-Tahap Hubungan Interpersonal

Semua hubungan interpersonal pastilah berakhir, apapun penyebabnya. Betapa pun Anda berusaha mempertahankannya, toh kematian tak mungkin dapat dihindari. Tak ada yang abadi di dunia ini. Demikian pula hubungan interpersonal, ada perjumpaan pastilah ada perpisahan. Namun bila kita telaah lebih jauh masalah ini, ternyata tidak sesederhana hitam dan putih, berjumpa dan berpisah. Hubungan interpersonal mempunyai tahapan-tahapan spesifik dari perkenalan hingga terjadinya perpisahan.



Ketika Anda berjumpa dengan seseorang, sadarkah Anda bahwa Anda telah berubah menjadi bukan diri Anda yang biasanya? Anda berubah karena pertemuan Anda dengan orang itu. Sebaliknya, orang itupun berubah karena kehadiran Anda. Baik Anda maupun orang itu, disadari atau tidak, memainkan peranan tertentu. Selanjutnya perilaku Anda menjadi pengalaman dia, dan perilaku dia menjadi pengalaman Anda, sehingga dapat dikatakan bahwa Anda dan orang itu berbagi pengalaman. 

Bila pengalaman itu menyenangkan, bila permainan peran berlangsung seperti yang diharapkan masing-masing pihak, bila terjadi hubungan komplementer, maka hubungan itu akan dilanjutkan, dipertahankan, dan diperkokoh. Sebaliknya, bila hubungan Anda dan orang itu hanya menimbulkan kepedihan, bila Anda tidak tahu bagaimana Anda harus bertindak di hadapan orang itu, bila hubungan Anda dan orang itu bersilang (misalnya: orang itu berperan sebagai 'orang dewasa', sedang Anda melihatnya sebagai 'orang tua pada anaknya'), Anda akan mengakhiri hubungan interpersonal dengannya.

Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss (1996) dalam bukunya 'Human Communication' menuliskan analisis Knapp (1984) mengenai siklus hubungan interpersonal yang terdiri dari 10 tahapan, 5 tahap pertama merupakan tahap menuju kebersamaan (coming together) dan 5 tahap berikutnya menuju perpisahan (coming apart). Knapp menganggap hubungan manusia bersifat sekuensial, suatu tahap mengikuti tahap selanjutnya dengan sedikit kesempatan untuk melompat-lompat. Namun harus diingat bahwa perpindahan tahap itu dapat maju atau mundur. Banyak hubungan berhenti pada suatu tahap tertentu (misalnya tahap penjajagan, penggiatan, atau pengikatan), dan tidak berlangsung lebih jauh lagi.

Secara singkat siklus hubungan menurut Knapp saya coba resume-kan di bawah ini.

Tahap Memulai (Initiating) merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang kita lakukan dalam percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal. Tujuannya adalah untuk mengadakan kontak dan menyatakan minat. Biasanya komunikasi dilakukan dengan hati-hati dan konvensional. 

Contoh:
"Hai, apa kabar?"
"Baik, bagaimana dengan Anda?"

Tahap Penjajagan (Experimenting) adalah fase di mana kita mencoba topik-topik percakapan untuk mengenal satu sama lain. Biasanya kita banyak mengajukan pertanyaan dan berbasa-basi. Tujuan komunkasi di sini adalah untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan di antara kedua belah pihak dengan cara-cara yang aman. Hubungan akan lebih menyenangkan jika dalam tahap ini berhasil dibangun kepentingan-kepentingan yang sama. Suka atau tidak suka, kebanyakan hubungan kita mungkin tidak berlangsung lebih jauh dari tahap ini. 

Contoh:
"Oh, jadi Anda senang main ski... Saya juga."
"Benarkah? Bagus. Di mana Anda biasanya main ski?"

Penggiatan (Intesifying) menandai awal keintiman, berbagi informasi pribadi, dan awal informalitas yang lebih besar. Perubahan terjadi dalam perilaku komunkasi verbal maupun nonverbal. Secara verbal, derajat keterbukaan dalam membuka diri lebih besar, misalnya: "Kedua orang tuaku bercerai..." atau "Aku jatuh hati padamu...", dsb. Perubahan komunikasi nonverbal menjadi lebih intim terlihat dari kedekatan fisik, tangan yang berpegangan, kontak mata yang lebih sering , dsb. 

Contoh percakapan:
"Aku...aku kira aku jatuh cinta padamu."
"Aku... aku juga."

Pengintegrasian (integrating) terjadi bila dua orang mulai menganggap diri mereka sebagai pasangan. Keduanya secara aktif memupuk semua minat, sikap dan kualitas yang tampaknya membuat mereka unik sebagai pasangan. Mereka mungkin juga melakukan hal itu dengan cara simbolik misal bertukar cincin, menyebut suatu lagu sebagai 'lagu kita', dst. 

Contoh percakapan:
"Aku merasa menjadi bagian dari dirimu..."
"Yah, kita seperti sudah bersatu. Apa yang terjadi padamu terjadi juga padaku."

Pengikatan (Bounding) adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik, bisa berbentuk pertunangan atau perkawinan, namun "berhubungan tetap" juga merupakan suatu bentuk pengikatan. Pasangan tsb sepakat menerima seperangkat aturan atau norma yang mengatur hubungan mereka, dan mereka kini lebih sulit untuk berpisah. 

Contoh percakapan:
"Aku ingin selalu bersamamu."
"Mari kita menikah saja."

Hubungan manusia mungkin stabil dalam tahap-tahap perkembangan sebelum pengikatan, namun hubungan yang mencapai fase paling akrab pun bisa juga merosot lagi. Hanya saja pada fase paling akrab, perpisahan tidak terjadi begitu saja, melainkan berproses, yang ditandai dengan semakin berkurangnya kontak dan keintiman. 

Lima tahap berikutnya menggambarkan kemerosotan yang dapat terjadi dalam hubungan yang telah mencapai tahap pengikatan.

Pembedaan (Differentiating) terjadi bila dua orang menetapkan bahwa mungkin hubungan mereka terlalu membatasi. Sekarang mereka mulai memusatkan perhatian pada perbedaan-perbedaan daripada kesamaan-kesamaan. Mereka ingin mengerjakan urusan mereka sendiri-sendiri, dan mulai menekankan individualitas. Fase ini ditandai dengan makin seringnya terjadi perselisihan di antara mereka. 

Contoh:
"Aku tidak suka menghadiri keramaian-keramaian besar."
"Kadang-kadang aku tidak memahamimu. Ini satu perbedaan di antara kita."

Pembatasan (Circumscribing) adalah suatu tahap yang menunjukkan bahwa pasangan mulai mengurangi frekuensi dan keintiman komunikasi mereka. Topik-topik tertentu yang cenderung menimbulkan suasana panas berusaha dihindari. Sikap mereka menjadi lebih formal seolah-olah mereka tidak mengenal satu sama lain secara baik. 

Contoh:
"Apakah tidak apa-apa kalau aku berjalan-jalan sekarang?"
"Aku tak peduli. Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan."

Stagnasi (Stagnating) menunjukkan kemerosotan hubungan yang semakin jauh sehingga mereka mencoba untuk bertahan dengan alasan-alasan keagamaan atau keuangan, atau demi kebaikan anak-anak, atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan daya tarik terhadap pasangannya. Komunikasi verbal dan nonverbal semakin menyerupai komunikasi antara orang-orang asing. Hubungan itu sendiri tak pernah dibicarakan lagi. 

Contoh:
"Apa yang akan kita bicarakan?"
"OK. Aku tahu apa yang akan kau katakan, dan kau tahu apa yang akan kukatakan."

Penghindaran (Avoiding) adalah suatu taktik untuk meminimalkan penderitaan atas pengalaman hubungan yang merosot sama sekali. Perceraian fisik sering terjadi, atau paling tidak walau pun mereka masih tinggal bersama/berdekatan mereka mampu menjaga kontak yang minimum. 

Contoh:
"Aku sangat sibuk, aku tidak tahu kapan aku bisa bertemu denganmu."
"Bila aku tak bisa menerimamu saat kau mencoba menghubungiku, harap maklum."

Pemutusan (Terminating) adalah tahap final dalam suatu hubungan. Menurut Knapp, pemutusan hubungan bisa terjadi setelah suatu percakapan singkat maupun setelah tumbuhnya keintiman sepanjang hidup. Umumnya, semakin lama dan semakin penting hubungan itu, semakin menyakitkan perpisahan yang terjadi. 

Contoh:
"Aku akan pergi...kau tak perlu mencoba menghubungiku lagi."
"Jangan khawatir...tidak akan pernah."


Broken heart

 


Rabu, 21 November 2012

Penjelasan Ilmiah Soal Cinta


Banyak yang salah kaprah dengan mengatakan hati merupakan faktor dominan.

Bicara jatuh cinta, banyak orang yang mengira bahwa hati menjadi penentu dominan dalam prosesnya. Otak, juga panca indera, kerap dikesampingkan, bahkan sering dianggap tidak terlibat sama sekali. 

Namun, peneliti dari Syracuse University telah membuktikan bahwa otak sangat bekerja saat manusia merasa jatuh cinta. Setidaknya ada 12 area di otak yang bekerja secara bersamaan, sehingga Anda mendapatkan kesan menemukan seseorang yang Anda cintai.

Stephanie Ortigue dari Syracuse University, bahkan mengatakan kalau hanya butuh lima detik untuk jatuh cinta. 

"Cinta memang konsep penting dalam kehidupan," kata Stephanie, seperti dikutip dari laman Livescience. "Tapi sebagai ilmuwan, saya ingin mencari rasionalitas dari hal-hal yang tak rasional dan melihat bahwa cinta itu merupakan hasil kerja otak," lanjutnya.

Penelitian ini memperlihatkan, saat jatuh cinta, area-area berbeda yang ada di otak melepas euphoria yang dipengaruhi sejumlah zat kimia. Antara lain seperti dopamine, oxytocin (yang dikenal sebagai hormon cinta), adrenaline, dan vasopressin (atau hormon yang menjadikan hewan memiliki sifat agresif dan perilaku menguasai teritorial, bisa jadi hormon dasar dari sifat posesif) 

Penelitian lain juga memperlihatkan tingkat darah dari Nerve Growth Factor (NGF), suatu protein yang berperan dalam survival dan maintenance di sel otak, juga meningkat. Peningkatan ini ditemukan secara signifikan di pasangan yang merasa baru saja jatuh cinta. 

Ortigue bahkan mengatakan, molekul ini berperan penting dalam ketertarikan sosial (social-chemistry) antara manusia, yang dikenal dengan fenomena 'cinta pada pandangan pertama'. "Hasil ini memperlihatkan bahwa cinta memiliki dasar ilmiah," ucap Ortigue.

Romantis?

Penelitian ini kemudian berusaha mencari tahu apa yang menjadi dasar manusia merasakan romansa. Dalam meneliti cinta romantis, para peneliti mengambil sampel 17 orang yang merasa sedang cinta mati terhadap pasangannya.

Saat menatap pasangannya, para partisipan ini memperlihatkan aktivitas otak di wilayah yang dinamakan dopaminergic subcortial system menjadi aktif, layaknya orang yang euphoria karena pengaruh kokain. 

Tapi berbeda dengan pecandu kokain yang sibuk mencari kokain, para pecinta ini akan termotivasi untuk mencari kesamaan minat dan ketertarikan yang sama. Ortigue menyebut ini mempengaruhi perilaku emosional, seperti ketertarikan seksual. Ini yang menyebabkan kepuasan seksual manusia berbanding lurus dengan cinta yang mereka rasakan.

Pengaruh Indera

Selain otak, yang memengaruhi manusia saat merasakan cinta adalah indera. Di setiap makhluk hidup, terdapat feromon yang dihasilkan di kalenjar tubuh manusia. Ini mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh, terutama otak, dan menjadi daya tarik seksual.

Salah satu contoh feromon adalah bau badan, yang dianalogikan seperti sidik jari. Jadi, perasaan cinta bisa jadi mulai dirasakan saat indera penciuman mendeteksi feromon, yang kemudian bereaksi terhadap hormon estrogen (pada perempuan) dan testoteron (pada lelaki).

Mengutip majalah Time, feromon bisa 'dideterminasi', salah satunya pil anti-kehamilan. Ilmuwan dari Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, Charles Wysocki, bahkan mengatakan ini bisa mempengaruhi hubungan. 

"Perempuan memilih seorang suami untuk jadi suami saat mereka dalam pengaruh pengendali kehamilan, lalu berhenti untuk memperoleh bayi. Saat itulah mereka akan sadar telah membuat kesalahan," ucap Wysocki.

Tiga tahap

Profesor Antropologi dari Rutgers University, Helen Fisher, membagi penjelasan cinta dalam tiga tahap. Dalam buku "Why We Love: The Nature and Chemistry of Romantic Love", Fisher menyebut tiga tahap itu juga dipengaruhi oleh hormon.

Tahap pertama adalah Nafsu (Lust). Ini dipengaruhi hormon testosterone dan oestrogen di lelaki dan perempuan.

Tahap kedua adalah ketertarikan (Attraction). Di tahap ini, setidaknya ada tiga neurotransmitter yang berpengaruh, ini termasuk adrenaline, dopamine, dan serotonin (ini merupakan hormon yang memengaruhi pikiran).

Ketiga merupakan tahap keterikatan (Atatchment). Hormon yang terlibat dalam tahap ini adalah oxytocin dan vasopressin.

Kalau begitu, apa hati tetap terlibat? "Tentu, karena ini merupakan konsep yang kompleks dari cinta yang terbentuk dari proses secara keseluruhan. Ini merupakan manifestasi hati, yang terkadang muncul dari otak," jawab Stephanie Ortigue.

Selasa, 20 November 2012

Apa arti “menundukkan untuk kepentinganmu (sakhara lakum)?”

Arifin Mufti


Tue, 9.35 (GMT+7): Apa arti “menundukkan untuk kepentinganmu (sakhara lakum)?”

Inilah salah satu nikmat besar yang diberikan Tuhan Yang Maha Pemurah bagi Manusia.




Jika kita memperhatikan ruang angkasa, kemudian Bumi dan isinya , “seolah-olah Alam Semesta telah mengetahui bahwa manusia akan datang”. Letak Bumi pada sistem Galaksi Bima Sakti, struktur, ukuran dan waktu terbentuknya memungkinkan makhluk hidup di Bumi dengan baik. Komentar Roger Penrose, ahli Fisika Matematika dari Inggris: “Memang Kosmos ini diadakan untuk Manusia” (The Brief History Of Time, New York, 1991).

Ada yang menanyakan makna detil dari “annallaha sakhara lakum” atau Allah telah menundukan untuk kepentinganmu”. Lengkapnya:

”Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allahlah telah menundukkan untuk kepentinganmu yang ada di Langit (ruang angkasa) dan apa-apa yang ada di Bumi dan meyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin, dan diatara manusia ada yang membantah……..” (Qs,31:20).

Kata ‘alam taraw” artinya “tidakkah kamu perhatikan”, maksudnya memperhatikan dengan bekal imu pengetahuan, sebab jika tidak – tidak akan dapat menyimpulkan apa-apa dari ayat ini.  Dengan demikian, maksud ayat tersebut secara bebas, “ Tuhan telah mendisain khusus semua yang ada di Langit dan Bumi dan menyempurnakan-Nya untuk memberi kenikmatan bagi Manusia”. Guru-guru agama di SMA dan Ustadz di berbagai Majelis Taklim kesulitan untuk menjelaskan lebih lanjut, karena berhubungan dengan temuan sains modern, yang tidak semua orang mengetahui. Kitapun tidak mungkin mendapatkannya dalam Kitab Tafsir.

Inilah ringkasan penjelasannya.

Para astronom telah menemukan hukum konstanta, hukum alam, dan pengaturan Alam Semesta dalam koridor yang sangat sempit dengan ketelitian yang tinggi. Setelah mendapatkan bukti fisik, mereka menyimpulkan bahwa adanya Alam Semesta karena adanya tema sentral Manusia di Kosmos (Hugh Ross, Creation and Time). Ditemukan kadar densitas ruang angkasa diakhir abad ke-20, dalam koridor yang diizinkan, yaitu disekitar 1 banding 10 pangkat minus 120 (seperseribu miliar miliar miliar miliar miliar milia miliar miliar miliar miliar miliar miliar miliar). Angka yang kecil sekali.

Jika Pengembangan Alam Semesta terhadap Gaya Tariknya lebih dari koridor itu, tidak akan terbentuk Galaksi dan Planet yang cocok untuk makhluk hidup. Sebaliknya jika kurang, Alam Semesta mungkin saja runtuh. Ada “fine tuning” pada pengaturan kecepatan pengembangan Alam Semesta.

Disain Tuhan juga dilakukan pada jarak Bumi dengan Matahari, termasuk besar dan beratnya Matahari dan Bumi, kecepatan rotasi Bumi, dan sudut kemiringan Bumi sekitar 23 derajat sekian menit, sedemikian rupa sehingga tepat untuk kehidupan manusia. 

Sangat banyak persyaratan agar manusia bisa tinggal di Bumi dengan nikmat. Merupakan daftar yang sangat panjang. Orbit Bumi tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan Matahari. Terlalu dekat akan menjadi panas, terlalu jauh menjadi terlalu dingin, temperaturpun harus tepat, agar atom karbon dapat eksis lama di Bumi. Karbon merupakan basis kehidupan untuk menyusun DNA manusia. Ratusan syarat dalam daftar yang sangat panjang bisa dibaca pada Rare Earth, karya Brown Lee dan Peter Ward.

”Sakhara lakum” atau menundukkan bagi kepentingan bagimu adalah disain atau rancang bangun Sang Pencipta yang spesifik untuk kenikmatan manusia. Persyaratannnya kompleks dan banyak, merupakan daftar yang sangat panjang. Tentu saja , termasuk penciptaan Bulan, atmosfir dan Sabuk Van Allen. Jika diuraikan bisa satu buku sndiri, setebal 300 halaman atau lebih.

Coba lihat Tata Surya kita, misalnya Planet Jupiter berikut ukurannya yang sangat besar , 318 kali Bumi, terletak diorbit luar Bumi. Sedemikian rupa letak dan orbitnya hingga mampu berfungsi sebagai perisai, penahan sebagian besar serangan asteroid dari luar angkasa. Planet Jupiter juga penyeimbang orbit planet-planet sekitar Matahari.

Ukuran manusiapun moderat, merupakan pertengahan ukuran dari skala partikel, atom, DNA, serangga, tumbuh-tumbuhan hingga manusia, pohon, meteor, asteroid, Planet, Bintang, dan Galaksi dalam skala logaritma. Semua didisain sempurna, teliti – kebutuhan oksigen, porsi perbandingan karbon, tanaman klorofil (hijau daun) yang muncul 530 juta tahun yang lalu, ketebalan atmosfir, besarnya gravitasi, hingga temperatur ideal di Bumi. 

Hewan besarpun secara bertahap dimusnahkan, keluarga Dinosaurus dan Kera besar 4-6 juta tahun yang lalu, yang menguasai Bumi, dengan berbagai faktor punah. Jika tidak, bagaimana kita membayangkan Manusia harus bersaing dengan mereka menguasai Bumi dalam berbagai aspek kehidupan.  Inilah yang disebut The Fluke, “kebetulan yang sangat menguntungkan”dalam sains. 

Dalam Agama inilah disain Tuhan yang sangat detil, teliti dalam koridor yang sempit. – hingga waktu hadirnya - untuk memberi kenikmatan bagi manusia. Tetapi sayangnya, diantara manusia ada yang membantah tanpa ilmu dan petunjuk (Qs, 31:20). Bumi memerlukan waktu 4,5 miliar tahun untuk mempersiapkan diri, menunggu kedatangan Manusia. Manusia benar-benar sangat dimanja, datang paling akhir, diwaktu yang sangat tepat.

Itulah jawaban pertanyaan diatas – satu ayat saja - jawabannya panjang, untuk meringkas dan merangkum diperlukan waktu 4 jam.


Have a nice day.

Sabtu, 17 November 2012

Planet Tanpa Matahari

Ilmuwan menemukan sebuah planet yang tak mengorbit pada bintang. Lonely planet yang disebut CFBDSIR2149 ini ditemukan mengambang di jagat raya, tanpa melakukan evolusi atau kegiatan mengelilingi bintang seperti dilakukan bumi atas matahari.

Lukisan seniman untuk planet CFBDSIR2149
Lukisan seniman untuk planet CFBDSIR2149 (European Southern Observatory)
 Ini adalah planet pertama yang terisolasi dari jenisnya yang pernah ditemukan oleh para ilmuwan, setelah lebih dari satu dekade mencari, dalam proses digambarkan sebagai "mencari jarum tunggal dalam ribuan tumpukan jerami."
Sampai tujuh kali ukuran Jupiter, planet itu mengambang bebas tanpa ikatan gravitasi dan memenuhi kriteria tertentu massa, temperatur dan usia yang akan ditunjuk sebagai "planet". Usia antara 50 dan 120 juta tahun, memiliki suhu sekitar 400 derajat Celcius dan diyakini menjadi bagian dari sekelompok sekitar 30 bintang yang sangat muda yang dikenal sebagai Kelompok Doradus AB Pindah.

Planet itu sendiri ditemukan oleh para peneliti di University of Montreal, yang berkonsultasi dengan rekan-rekan Prancis dan data dari Kanada-France-Hawaii Telescope dan Teleskop Observatorium Selatan Eropa Sangat Besar. Meskipun para ilmuwan telah mengetahui jenis planet "tunawisma" ada, mereka belum mampu mengamatinya sampai sekarang. Hal ini diyakini planet terpencil bisa saja terpental dari badan-badan lain selama pembentukannya.

Penemuan ini diharapkan membuat para astronom mendapat pemahaman yang lebih besar. Keberadaannya sangat mendukung teori bahwa jenis objek "tunawisma" lebih umum dalam ruang daripada saat berpikir. "Meskipun teori telah membentuk keberadaan jenis planet yang sangat dingin dan muda, namun belum pernah diamati sampai saat ini," kata Étienne Artigau, astrofisikawan.

"Objek ini ditemukan selama scanning yang setara dengan 1.000 kali permukaan bulan purnama. Kami mengamati ratusan juta bintang dan planet-planet, tetapi kami hanya menemukan satu planet tunawisma di lingkungan kami. Sekarang kami akan mencari mereka di sumber astronomi yang lebih jauh. Ini seperti mencari satu jarum dalam ribuan tumpukan jerami."

Tim astronom akhirnya mampu mempelajarinya karena kedekatannya komparatif, dan tidak adanya bintang terang yang sangat dekat dengan itu. "Mencari planet di sekitar bintang mereka mirip dengan mempelajari kunang-kunang duduk satu sentimeter dari lampu mobil yang terang," kata Philippe Delorme, penulis utama dari Institut de planetologie et d'Astrophysique de Grenoble, Perancis. "Objek yang mengambang bebas ini menawarkan kesempatan untuk mempelajari secara rinci kunang-kunang tanpa lampu menyilaukan dari mobil mengacaukan segalanya."

Jonathan Gagné, mahasiswa doktoral fisika di Udem, menambahkan, "Selama beberapa tahun terakhir, beberapa objek dari jenis ini telah diidentifikasi, namun keberadaan mereka tidak dapat ditentukan tanpa konfirmasi ilmiah usia mereka. Para astronom tidak yakin apakah akan mengkategorikan mereka sebagai planet kerdil atau sebagai brown." Brown dwarf adalah bintang gagal, karena mereka tidak pernah berhasil memulai reaksi nuklir di pusat-pusat mereka.

Kata "planet" berasal dari bahasa Latin, planetus. Awalnya berasal dari kata Yunani, planeta-planêtês, arti bergerak atau mengembara benda-benda angkasa. Definisi membedakan mereka dari bintang, yang tampaknya berada dalam posisi tetap di langit.

Astronom menemukan planet yang "hidup" sendiri tanpa mengorbit bintang apa pun. Planet berjarak 100 tahun cahaya dari Tata Surya itu seperti planet tunawisma, tak punya rumah. Ia dinamai CFBDSIR J214947, dan diperkirakan berumur 50 juta-120 juta tahun. Suhu planet sekitar 400 derajat Celsius dengan berat 4-7 kali Jupiter.

Tim astronom dari University of Montreal (UdeM) ada di balik penemuan planet itu. Mereka menggunakan Canada-France-Hawaii Telescope (CFHT) dan Very Large Telescope (VLT) di European Southern Observatory di Cile untuk menemukan planet tersebut.

Itienne Artigau, astronom UdeM yang terlibat riset, mengungkapkan, "Obyek ini ditemukan saat memindai area langit yang ekuivalen dengan 1.000 kali permukaan bulan purnama." "Kami mengobservasi ratusan ribu bintang dan planet. Namun, kami hanya bisa menemukan satu planet tanpa rumah di 'kampung' kita," tambahnya. 

Menurut Artigau, selama ini astrofisikawan telah menduga adanya planet muda dan "tunawisma". Namun, penemuan ini menjadi bukti terkuat pertama yang berhasil ditemukan. Penemuan CFBDSIR J214947 terdukung karena tak adanya bintang yang bersinar terang di sekitar wilayah planet ini berada. 

Menurut astronom, planet ini sebenarnya terbentuk di dekat bintang tertentu. Namun, dalam proses pembentukannya, planet ini terlempar keluar sistem bintang itu. Jonathan Gagni, ilmuwan yang juga terlibat penelitian, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (14/11/2012), mengungkapkan bahwa penelitian pada planet itu akan membantu memahami planet yang memiliki orbit.

"Selama beberapa tahun terakhir, astronom banyak mengidentifikasi obyek serupa, tetapi eksistensinya tak bisa dibuktikan tanpa konfirmasi umurnya. Astronom tak yakin memasukkannya sebagai planet atau bintang katai coklat. Bintang katai coklat adalah bintang yang gagal karena tak pernah memulai reaksi intinya," kata Gagni.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tanggapan codebreakers