Minggu, 29 April 2012

Larangan : Jangan Memakan Buahnya Atau Mendekati Pohonnya?

Kerusakan diawali dari kegagalan manusia menterjemahkan larangan Tuhan. Tanda yang ada pada firman Tuhan pada :




Qs:  Al-A'raaf, 7/19 :  "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua  di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim."


Namun apa yang terjadi adalah : Qs: Al-A'raaf, 7/22 : maka syaitan membujuk keduanya  dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" Larangan yang awalnya adalah jangan mendekati pohonnya bahkan syaithan mampu mempengaruhi lebih jauh lagi keduanya (adam & hawa) untuk memakan buah pohon tersebut, suatu tindakan yang lebih jauh dari larangan-Nya, hal ini pun tertulis juga di dalam kitab Taurat dan Injil.


Dalam hal larangan yang lain dari Allah SWT adalah suatu yang jangan didekati juga, yaitu : Qs: Al-Israa', 17/32: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.



Apa itu zina? Al-zinah   dalam Al-Qur'an berarti "perhiasan" seperti tertulis pada Qs: Al-Ahzab, 33/28: ..الدُّنْيَا وَزِينَتَهَ .. yang artinya kehidupan dunia dan perhiasannya. Sepintas lalu dilihat makna kata zinah tidak menunjukkan keterlenaan manusia terhadap perhiasan-perhiasan atau kesenangan-kesenangan yang sifatnya kebutuhan untuk terpuaskan, namun jika diteliti lebih lanjut akan terlihat ada gelagat yang menunjukkan perhiasan tersebut mempunyai potensi untuk melalaikan manusia terhadap kehidupan akhirat, kaitannya disini berorientasi pada ketertarikan secara seksual. Zina (bahasa Arabالزناbahasa Ibraniניאוף -zanah) adalah perbuatan bersanggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan). Secara umum, zina bukan hanya di saat manusia telah melakukan hubungan seksual, tapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia termasuk dikategorikan zina.


Mendekati Pohon adalah suatu rangsangan emosional akibat suatu kedekatan emosional terhadap dua orang yang belum terikat oleh pernikahan (pacaran) dan juga dipicu oleh media tertentu seperti media massa (disebut pornografi atau sexually expilicit materials). Istilah pornografi berasal dari kata Yunani, porne (yang berarti pelacur) dan graphe ( yang berarti tulisan atau gambar). Jadi aslinya kata "pornografi" menunjuk pada segala karya, baik dalam bentuk tulisan atau gambar, yang melukiskan pelacur. Pengertian ini mengalami perkembangan, saat ini umumnya pornografi didefinisikan sebagai "materi yang disajikan di media tertentu yang dapat dan atau ditunjukan untuk membangkitkan hasrat seksual khalayak atau mengeksploitasi seks". Para ahli sepakat bahwa ada materi erotis yang dapat merangsang individu. Stimuli erotis pada media massa menimbulkan tingkat rangsangan yang berlainan bagi orang yang memiliki pengalaman berbeda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa makin banyak pengalaman seksual individu, makin mudah ia terangsang oleh adegan-adegan seksual. Victor B. Kline, seorang psikiater yang menangani banyak pasien yang mengalami masalah akibat keterlibatan mereka dalam mengkonsumsi pornografi, menyebutkan bahwa ada tahap-tahap efek pornografi yang dijalani mereka yang menjadi konsumen pornografi. Tahapan-tahapan ini menunjukkan bahwa pornografi memiliki efek berjangka panjang bagi konsumennya.
  1. Tahap addiction (kecanduan). Sekali seorang menyukai materi pornografi, ia akan mengalami ketagihan. Jika yang bersangkutan tidak mengkonsumsi pornografi maka ia akan mengalami "kegelisahan". Bahkan dapat terjadi pada seseorang yang berpendidikan atau pemeluk agama yang ta'at.
  2. Tahap eskalasi. Setelah sekian lama mengkonsumsi media porno, selanjutnya ia akan mengalami efek eskalasi. Akibatnya, seseorang akan membutuhkan materi seksual yang lebih eksplisit,lebih sensional, lebih "menyimpang" dari sebelumnya yang ia sudah konsumsi.
  3. Tahap desensitization (desensitisasi / hilangnya kepekaan perasaan). Pada tahap ini, materi yang tabu, imoral atau mengejutkan pelan-pelan akan menjadi sesuatu yang biasa. Pengkonsumsian pornografi bahkan menjadi cenderung tidak sensitif terhadap korban kekerasan seksual.
  4. Tahap act out. Pada tahap ini, seorang pencandu pornografi akan meniru atau menerapkan perilaku seks yang selama ini ditontonnya di media.

Tahap-tahapan ini menunjukkan bahwa tingkat sampai tindakan behavior (perilaku), yaitu "memakan buah larangan". Maka kitapun bisa melihat kejadian-kejadian seperti ada anak kecil yang diperkosa, orang membunuh anaknya sendiri (aborsi), pemerkosaan di angkot lalu dibunuh, perselingkuhan bahkan ada yang membunuh pasangannya karena menuntut dinikahi dan sebagainya. Inilah akibat bagaimana daya merusak dari pelanggaran mendekati pohon tersebut. Maka fokuslah dengan larangan "mendekati pohon", jangan memulai walaupun hanya mencoba. Terutama pada masa remaja, muda-mudi yang sedang memulai pengalaman dan petualangan dari pengenalan hakekat kehidupan ini.  Perbanyak pengetahuan yang bermanfaat agar kita dapat memahami dan menahan hasrat tersebut sampai pada waktunya (pernikahan sah), kegiatan yang bermanfaat dan positif agar mengalihkan konsentrasi kita dalam hal-hal yang mendekati zina tersebut dan justru mendekatlah kepada Allah SWT agar senantiasa kita dijaga dari godaan syaithan seperti halnya syaithan telah berhasil menggoda Nabi Adam dan Hawa.

Semoga bermanfaat dan bersemangat kita untuk saling ingat-mengingatkan dan saling selamat dan menyelamatkan sesama manusia di kehidupan dunia ini.

Salam,

MS




1 komentar:

  1. informasi bagus. ternyata punya kaitan yang erat antara kisah nabi adam tsb dengan larangan mendekati zina.. sangat relevan

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tanggapan codebreakers