Kesimpulan akhir dari perjalanan hidupku adalah berserah diri kepada-Mu, ya Rabbi'alamin
Rabu, 15 Februari 2012
Dunia Terancam Pembalikan Kutub Bumi
Sepanjang sejarah, kutub magnetik Bumi telah mengalami pembalikan arah hingga ratusan kali. Kini ilmuwan mengamati peristiwa pembalikan tersebut mulai terjadi lagi.
Kutub magnetik Bumi dihasilkan oleh atomatom besi di inti Bumi yang bersama-sama membentuk magnet raksasa. Batang magnet raksasa di tengah Bumi inilah yang me nyebabkan jarum kompas selalu mengarah ke kutub utara dan selatan.
Namun catatan geologi dari tanah di dasar Samudra Atlantik menunjukkan kutub magnetik bisa berbalik arah oleh sebab yang belum diketahui. Perubahan ini menyebabkan jarum kompas berputar 180 derajat dari posisi saat ini. berputar 180 derajat dari posisi saat ini.
Proses pembalikan arah memakan waktu tak singkat, sekitar 1.000-10.000 tahun. Selama waktu itu pula medan magnet Bumi melemah. “Bumi akan memiliki lebih dari dua kutub magnet hingga inti mengumpulkan kekuatannya,“ ujar Monika Korte, Direktur ilmiah dari Niemegk Geomagnetic Observatory di Jerman.
Pelemahan medan magnet selama proses pembalikan akan mempengaruhi kehidupan di Bumi. Maklum saja, medan magnet merupakan tameng pelindung Bumi dari serangan partikel kosmik berbahaya yang datang dari luar angkasa. Apakah pelemahan ini mengancam keselamatan manusia? Profesor Geofisika dari University of Rochester, John Tarduno mengatakan, tanpa medan magnet, Bumi mudah ditembus badai matahari.
Partikel kosmik bereaksi dengan atmosfer menciptakan lubang ozon besar yang bertahan selama 1-10 tahun. “Penyakit kanker kulit akan meningkat,“ ujar dia.
Pelemahan medan magnet seperti ini juga dikaitkan oleh ahli geologi dari Institute of Earth Physics of Paris, Jean-Pierre Valet, dengan penyu sutan populasi manusia Nean derthal di masa lalu.
Namun Korte punya penda pat berbeda dengan dua peneli ti sebelumnya untuk hal ini. Me nurut dia, selama proses pemba likan, atmosfer bekerja sebagai ta meng cadangan dan menepis partikel berbahaya. Karena itu, tak akan ada dampak berbahaya pada tubuh manusia.
Meski demikian, ia mengingatkan, teknologi komunikasi dan jaringan listrik menjadi rentan dirusak oleh partikel kosmik. “Penting bagi manusia menemukan strategi mitigasi,“ ujar Korte.
Pembalikan medan magnetik Bumi terakhir kali terjadi sekitar 780 ribu tahun lalu ketika manusia berada di Zaman Batu. Selama 160 tahun terakhir, ilmuwan mengamati tumbuhnya benih pembalikan medan magnetik di sekitar Brasil dan Atlantik Selatan. “Pertumbuhan berada pada tingkat yang membahayakan,“ kata Tarduno.
LIVESCIENCE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar