Jumat, 27 Januari 2012

Surga Bagi Serangga


Survei di Amerika Selatan mengungkap 46 spesies baru.


Sekujur tubuhnya dipenuhi duri-duri tajam, membuat ikan lele ini seolah tengah mengenakan “baju perang.“Habitatnya, di Sungai Sipaliwini di sebelah barat daya Suriname, memang bak medan tempur karena di sungai itu hidup ikan-ikan piranha raksasa yang terkenal buas. Untuk melindungi dari sergapan ikan predator bergigi tajam itu, lele hitam ini harus melindungi diri dengan pelat tulang berduri tajam.

Ikan lele bertubuh aneh itu hanyalah satu dari 46 spesies--diduga baru bagi ilmu pengetahuan--yang ditemukan di Suriname, Amerika Selatan. Puluhan spesies baru itu ditemukan dalam sebuah ekspedisi ilmiah di kawasan yang dianggap sebagai hutan tropis terakhir yang masih perawan di bumi. “Sebagai ilmuwan, kami sangat bersemangat mempelajari hutan terpencil seperti itu. Tak terhitung banyaknya penemuan baru yang menanti, terutama karena kami yakin bahwa melindungi lanskap itu ketika masih perawan mungkin dapat memberikan peluang besar dalam memelihara biodiversitas bagi dunia dan generasi mendatang,“kata Trond Larsen, Direktur Rapid Assessment Program, Conservation International.

Survei selama tiga pekan itu mengeksplorasi tiga situs terpencil sepanjang Sungai Kutari dan Sipaliwini, dekat Desa Kwamalasumutu, mulai Agustus sampai September 2010. Survei itu bertujuan membuat katalog satwa liar yang ada di kawasan tersebut dan membantu mengembangkan peluang ekoturisme lestari bagi penduduk asli. Sebanyak 53 ilmuwan terlibat dalam survei itu, termasuk sejumlah pelajar dan suku Trio.

“Daerah itu adalah surga bagi ahli entomologi, karena ada banyak serangga unik dan spektakuler di mana-mana,“kata Leeanne Alonso, mantan Direktur RAP Conservation International. “Sebuah camera trap merekam seekor jaguar lewat sekitar 30 meter dari camp kami.“ Peneliti itu mengumpulkan hampir 1.300 spesies, yang terdiri atas beragam jenis tumbuhan, ikan, reptil, amfibi, burung, mamalia kecil dan besar, semut, belalang daun dan capung, kumbang akuatik, sampai kumbang tahi.


Lembaga pelestarian alam Conservation International (CI) mengumumkan hasil surveinya selama tiga pekan di barat daya Suriname pada Selasa lalu. Dalam Rapid Assessment Program (RAP) itu, CI berhasil mendokumentasikan ham 

1. LELE “BERBAJU BESI“ (Pseudacanthicus sp. ) Seluruh tubuh ikan ini ditutupi oleh pelat tulang eksternal yang dipenuhi duri untuk melindungi diri dari piranha raksasa yang mendiami perairan tempat tinggalnya. Sungai Sipaliwini, tempat ikan itu hidup, penuh dengan piranha besar sehingga dia harus memiliki alat pertahanan yang baik. Ikan ini ditemukan secara tidak sengaja ketika seorang pemandu lokal ekspedisi itu hendak menyantap ikan tersebut sebagai kudapan. Peneliti yang melihat karakteristik unik ikan itu kemudian mengawetkannya. Hanya beberapa spesimen Pseudacanthicus yang diketahui ada di Suriname, dan spesies ini adalah Pseudacanthicus pertama yang diperoleh dari Sungai Sipaliwini. pir 1.300 spesies, termasuk 46 spesies yang diduga baru bagi ilmu pengetahuan. Survei ini mengeksplorasi tiga situs terpencil sepanjang Sungai Kutari dan Sipaliwini, dekat Desa Kwamalasumutu, mulai Agustus sampai September 


2. KODOK KOBOI (Hypsiboas sp.) Kodok ini memperoleh na manya yang unik karena rum bai-rumbai di sepanjang kaki nya dan struktur mirip taji di tumitnya, mirip spur yang dike nakan seorang koboi. Binatang amfibi itu ditemukan pada se buah dahan kecil yang menju lur rendah pada saat survei malam di daerah rawa Sungai Kutari. Kodok itu amat mirip katak pohon narapidana (Hyp siboas calcaratus). Bedanya, kodok ini tak mempunyai strip mendatar hitam dan putih.

3. BELALANG DAUN CRAYOLA (Vestria sp.) Serangga ini diberi nama crayola karena warnanya yang amat mencolok seperti krayon. Bagian depan tubuhnya berke lir merah jambu dengan bintik hitam, sedangkan bagian bela 2010. Program itu bertujuan mendokumentasikan biodiversitas kawasan tersebut dan membantu mengembangkan kesempatan ekoturisme lestari bagi penduduk setempat. Beberapa spesies baru itu antara lain: kangnya kuning berbintik biru.
Belalang daun adalah belalang besar bertanduk panjang. Serangga baru ini satu-satunya belalang daun yang diketahui menggunakan zat kimia sebagai alat pertahanan, yang amat efektif untuk mengusir predatornya, baik burung maupun mamalia.


 4. CAPUNG JARUM (Argia sp.) Kedua capung jarum jantan dan betina ini diduga spesies baru dari genus Argia. Empat dari delapan spesies genus Argia yang ditemukan selama survei RAP ini adalah spesies baru. Spesies capung jarum ini berkembang biak di hutan rawa, dan individu dewasanya hinggap di batu, kayu, atau dahan dekat permukaan air atau di tanah sepanjang jalan setapak hutan dekat rawa. 

















5.KUMBANG AIR TERJUN (Oocyclus sp.) Kumbang air yang berpotensi spesies baru ini berasal dari Venezuela dan mirip spesies baru yang ditemukan di pegu nungan granit di Suriname. Kelompok kumbang ini hanya hidup di air terjun dan batuan basah di pegunungan. Spesies ini umumnya mempunyai warna hijau zamrud dan biru iridescence. 



6. LELE BERJUMBAI (Imparfinis aff. Stictonotus) Dengan panjang 5 sentimeter, ikan lele yang berpotensi spesies baru ini tergolong lele kecil. Ilmuwan menangkapnya di sebuah jeram kecil berpasir di hutan hujan Suriname. Untuk mencapai jeram itu, peneliti harus menerabas hutan lebat sambil membawa peralatan berat.loading


Selain spesies baru itu, para peneliti menemukan binatang yang belum pernah terlihat di kawasan itu, seperti: 


1. “KODOK PAC-MAN“ (Ceratophrys cornuta) Binatang predator rakus ini menyergap mangsanya dengan duduk diam dan menunggu hingga mangsanya lengah. Kodok ini mempunyai mulut yang luar biasa lebar sehingga dia bisa menelan mangsa yang hampir sama besar dengan tubuhnya, mulai burung, tikus, hingga kodok lain. Seorang peneliti yang menggunakan sebuah radio leher untuk melacak burung menemukan seekor burung yang tengah diteliti berikut radio lehernya ada di dalam perut kodok itu. 

loading

2. KUMBANG BESAR BERTANDUK (Coprophanaeus lancifer) Credit: © Piotr Naskrecki Kumbang tahi raksasa sebesar jeruk limau ini beratnya lebih dari 6 gram. Kumbang ini memiliki warna ungu dan biru metalik yang memukau. Baik jantan maupun betina memiliki tanduk panjang di ke 


3. BELALANG DAUN BERKEPALA KERUCUT (Loboscelis bacatus) Serangga ini sebelumnya hanya diketahui di Amazon Peru. Belalang daun pemakan biji-bijian, buah, siput, dan serangga lain ini mempunyai warna hijau dan merah jambu fluorescent. Ditemukannya spesies ini di Suriname selatan telah memperluas jangkauan peredaran serangga itu. Belalang daun merupakan indikator apakah sebuah ekosistem mengalami gangguan habitat karena mereka cenderung tinggal di habitat spesifik dan tidak tersebar luas. Serangga ini amat rentan terhadap perubahan habitat. palanya, yang mereka gunakan sebagai senjata melawan satu sama lain ketika bertarung. 


4.KUMBANG KURA-KURA (Cyrtonota lateralis) Credit:Trond Larsen Pasangan kumbang yang tengah kawin ini memperoleh namanya dari permukaan cangkang lebarnya yang menutupi dan melindungi mereka seperti sebuah tempurung kura-kura. 


5. KUMBANG DAUN (Stilodes sede cimmaculata) Kumbang daun ini hanya ditemukan di Guyana Shield, sebuah formasi geologi yang terbentang antara Guyana, Surina me, dan French Guiana.
Di dunia terdapat lebih dari 35 ribu spesies kumbang daun, banyak di antaranya hanya makan tanaman inang tertentu. Kumbang ini menyimpan zat kimia beracun dari tumbuhan yang mereka makan, dan “mengiklankan“ toksisitas itu dengan warna mencolok di tubuhnya untuk memperingatkan predatornya.


 6. BELALANG DAUN (Copiphora longicauda) Credit: © Trond Larsen Salah satu jenis belalang daun yang ditemukan dalam survei RAP Conservation International di barat daya Suriname. 





LIVESCIENCE 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tanggapan codebreakers