Kamis, 29 Desember 2011

Mengapa Kita Hidup dalam Dunia Tiga Dimensi?


Tiga institusi riset Jepang menggunakan superkom puter untuk membuat simulasi asal-usul alam semesta. Mereka berhasil menjawab pertanyaan mengapa manusia tinggal di dunia tiga dimensi: panjang, lebar, dan tinggi.

Memang, dalam teori kosmologi dentuman besar, jagat raya berawal dari titik kecil tak kasatmata yang tiba-tiba meluas. Teori pembentukan ini didukung oleh bukti pengamatan, seperti radiasi sisa dalam panjang gelombang mikro dan nisbah hidrogen serta helium yang pas. Sayangnya, teori relativitas umum bikinan Albert Einstein tidak mampu menjelaskan tentang kondisi jagat raya pada titik kecil. Keterbatasan ini diatasi melalui teori superdawai. Dalam teori tersebut, partikel mendasar penyusun materi di alam semesta diandaikan seperti dawai yang bergetar. Beberapa pola getaran bisa menjelaskan partikel yang bertanggung jawab atas gravitasi.

Dengan begitu, kelahiran alam semesta bisa dijelaskan melalui superdawai. Namun teori ini memprediksi terdapat sembilan dimensi ruang, lebih banyak daripada tiga dimensi yang biasa dikenal. Peneliti gabungan dari High Energy Accelerator Research Organization (KEK), Shizuoka University, dan Osaka University membuat simulasi komputer bagaimana superdawai bekerja saat kelahiran alam semesta. Komputer Hitachi SR16000 pada penelitian ini mampu mengolah data hingga kecepatan 90,3 teraFLOPS.
Apa hasilnya? Pada awalnya alam semesta memiliki sembilan dimensi ruang. Tapi, pada tahapan selanjutnya, hanya tiga dimensi yang mengembang dan membentuk jagat raya. “Hasil ini mendemonstrasikan bahwa alam semesta tiga dimensi yang kita tinggali memang berkembang dari sembilan dimensi,“ ujar peneliti dari KEK, Jun Nishimura, dalam siaran pers pada situs web resmi kemarin. Menurut Nishimura, simulasi itu mampu menjelaskan bagaimana alam semesta tiga dimensi terbentuk, sekaligus memperkuat keberadaan teori superdawai.

KEK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tanggapan codebreakers