Jumat, 07 Oktober 2011

Sang Pengubah Material Padat


Pola kuasikristal temuan Shechtman ada pada arsitektur masa keemasan Islam di abad pertengahan.

Pagi hari 8 April 1982 di Laboratorium Kimia Universitas John Hopkins, Amerika Serikat. Daniel Shechtman bergumam dalam bahasa Ibrani, “Eyn chaya kazo.“Artinya, “Tidak akan ada ciptaan seperti ini.“Shechtman ketika itu sedang mencampur alumunium dengan mangan. Pria berkewarganegaraan Israel ini ingin mengetahui ada-tidaknya gangguan pada struktur materi campuran. Dengan mikroskop elektron, dia melihat pola simetris yang tidak berulang pada kristal hasil campuran. Ini aneh, karena struktur atom dari campuran dua materi tersebut memiliki 10 sudut. Padahal struktur atom yang umum adalah empat atau enam sudut. Dia cepat mendinginkan logam cair itu dan mengulangi lagi percobaan tersebut. Tetap sama hasilnya.

Pengujian itu dilakukan berulang-ulang. Dia yakin telah membuktikan bahwa pola atom pada kristal tidak harus berulang. Pola tidak teratur atau mozaik ini memiliki karakter yang sama dengan kuasikristal (quasicrystal). Artinya, memiliki pola matematis tertentu namun tidak pernah berulang. Dia paham, temuannya bertentangan dengan konvensi saat itu yang digariskan Persatuan Kristalografer Internasional. Para ahli sepakat bahwa pengulangan pola simetris merupakan suatu keharusan agar kristal bisa terbentuk. Tiga puluh tahun kemudian temuan Shechtman dianggap penting oleh Komite Nobel. Rabu lalu, lembaga ini memberikan Hadiah Nobel Kimia 2011 bagi pria yang kini berusia 70 tahun itu.“Temuan Shechtman menuntut para ahli material mengubah paradigma mereka tentang dasar-dasar material padat,“ kata Sven Lidin, anggota Komite Nobel.

Sejatinya, pola kuasikristal telah dikenal sejak abad pertengahan, pada era keemasan Islam. Ketika itu ahli matematika dan arsitek merancang pola teratur tak periodis sebagai penghias dinding istana, perpustakaan, dan masjid di Ishafan (Iran) dan Granada (Spanyol).
Pola yang menyita perhatian seniman dan matematikawan ini terus diselidiki. Mereka mencari pola kuasikristal paling minimal yang bisa menyusun ruang. Pada pertengahan tahun 1970an, ahli matematika Roger Penrose menemukan dua jenis keping unik yang tersusun membentuk “Ubin Penrose“. Pola ini menjadi struktur paling unik yang pernah ditemukan. Pada 1982, Alan Mackay melakukan eksperimen dengan pola tersebut. Barulah Shechtman yang berhasil membuktikan kuasikristal di laboratorium. “Kuasikristal adalah aspek menarik dari ilmu materi dan kimia. Kuasikristal mendobrak semua hukum tentang kristal yang berlaku saat ini,“kata David Phillips, Presiden Asosiasi Ilmuwan Kimia Inggris.






Komite Nobel juga menilai temuan Shechtman, yang guru besar di Institut Teknologi Haifa, memberikan sumbangan penting bagi kehidupan manusia. Temuan itu kini dipakai sebagai bahan utama pembuatan baja superkuat dan sejumlah alat kedokteran, seperti jarum bedah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tanggapan codebreakers