Penelusuran ini berujung pada teridentifikasinya dua protein jenis baru, yaitu ABCB6 dan ABCG2 di dalam sampel darah merah. Keduanya diperkirakan berkaitan erat dengan darah tipe langereis dan junior yang belum banyak diketahui peneliti. “Selama ini tipe darah ditentukan oleh 30 jenis protein. Kini jumlahnya bertambah menjadi 32,“ ujar ahli biologi dari University of Vermont, Bryan Ballif, kemarin. Temuan ini menjadi signifikan karena protein dalam sel darah merah terakhir kali ditemukan satu dekade lalu. Namun protein yang telah teridentifikasi belum sanggup menjelaskan fenomena kegagalan transfusi pada etnis tertentu. Di Jepang, 50 ribu orang diperkirakan memiliki darah tipe Junior negatif dan sering mengalami masalah ketika harus menerima transfusi darah.
Kedua protein jenis baru ini juga lebih tahan terhadap obat antikanker. Penelitian lebih lanjut terhadap protein ini diharapkan dapat membantu penyembuhan pasien kanker payudara atau kanker jenis lain. Setelah mengumumkan hasil risetnya, peneliti kembali ke laboratorium di Prancis untuk memberikan konfirmasi keterkaitan dua protein ini dengan tipe darah langereis dan junior. Masyarakat lebih banyak mengenal darah tipe ABO dan rhesus. Kenyataannya, terdapat 28 darah tipe lain yang dikenal oleh International Blood Transfusion Society. Tipe darah tersebut diberikan nama unik, seperti Duffy, Kidd, Diego, dan Lutheran. Namun Langereis dan junior belum masuk ke dalam daftar ini meski sering diamati pada kasus ibu hamil dan bayinya.
SCIENCEDAILY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar