Saat itu beberapa manusia modern telah muncul di Afrika, klaim mereka
Peneliti University of Sheffield, Dr Eran Elhaik, dan University of Houston, Dr Dan Graur, mengklaim nenek moyang laki-laki manusia modern, atau dikenal dengan Adam, telah hidup 9.000 tahun lebih awal dari yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya.
|
Menurut dua peneliti Inggris itu,seperti dilansir situs Dailymail, Jumat 24 Januari 2014, Adam telah hidup di daratan Afrika pada 209.000 tahun yang lalu. Hasil studi ini bertentangan dengan studi sebelumnya.
Untuk menentukan usia "Adam," kedua peneliti menggunakan data genetik yang telah ada saat ini, yakni menghitung kromosom Y, gen laki-laki. Peneliti menghitung usia kromosom Y dengan mengalikan data genetik pada rata-rata usia ayah yang memiliki anak pertama dengan jumlah mutasi yang ditemukan peneliti.
Peneliti kemudian membagi angka itu dengan tingkat mutasi kromosom Y. Hal ini untuk mengetahui berapa rata-rata tahun yang dibutuhkan untuk mengetahui penampakan mutasi. Memang mekanisme ini diakui berpotensi memanipulasi variabel genetik. Namun keduanya menunjukkan studi mereka malah menyajikan manipulasi pada studi sebelumnya.
"Dalam tulisan kami, studi sebelumnya memanipulasi semua variabel untuk mendahului usia kromosom Y," tegas Elhaik.
Elhaik menambahkan dia bersama koleganya memastikan Adam telah muncul lebih awal dari yang diperkirakan.
"Kami bisa katakan dengan kepastian bahwa beberapa manusia modern telah muncul di Afrika setidaknya lebih dari 200.000 tahun lalu," tambah dia.
Tidak Tunggal
Elhaik juga membantah manusia modern saat itu kawin silang dengan hominin (kerabat manusia yang lebih dekat dengan simpanse) yang hidup lebih dari 500.000 tahun lalu.
"Juga jelas bahwa tidak ada Adam dan Hawa tunggal, tapi yang ada yaitu kelompok Adam dan Hawa yang hidup berdampingan dan mengembara bersama-sama di Bumi," ungkapnya.
Sebelumnya studi Universitas Arizona, mengklaim kromosom Y manusia berasal dari spesies berbeda melalui perkawinan yang usianya dua kali lebih tua dari usia Adam. Menurut Elhaik, studi Universitas Arizona terbantahkan.
"Kami telah menunjukkan studi Universitas Arizona tak memiliki prestasi ilmiah apapun," ujarnya (Vivanews).
Sebelumnya, sebuah teori menyatakan bahwa manusia pertama di dunia, Adam dan Hawa hidup sekitar 200 ribu tahun lalu. Namun, sebuah penelitian terbaru berhasil membantah teori itu. Seperti yang dilansir oleh Dailymail (23/1), para peneliti dari Inggris yakin bahwa Adam sebenarnya hadir di muka bumi lebih lama dari itu. Setidaknya, dia dan Hawa sudah mendiami bumi pada 209 ribu tahun silam. Hal ini berdasarkan data genetik yang berhasil dikumpulkan oleh para peneliti. Mereka mengumpulkan kromosom Y dan didapat dari rata-rata seorang pria memiliki anak pertama.
Selain itu, para peneliti juga yakin bahwa sebenarnya tidak hanya ada satu Adam dan Hawa yang diturunkan ke bumi pada saat itu. Melainkan, ada beberapa pasangan yang sudah mendiami bumi dan terpencar lokasinya di seluruh dunia. "Sangat jelas bahwa manusia modern tidak kawin silang dengan manusia kera yang hidup pada 500 ribu tahun lalu. Juga jelas bahwa ada lebih dari sepasang Adam dan Hawa yang hidup berdampingan dan mengelilingi dunia kita," kata Dr Elhaik, perwakilan peneliti.
Hasil penelitian ini membantah penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arizona University. Saat itu, Arizona University berpendapat bahwa kromosom Y berasal dari spesies lain selain manusia. Dalam arti lain, Adam pernah berkembang biak bukan dengan Hawa. "Kami telah membuktikan bahwa penelitian dari Arizona University tidak memenuhi unsur saintifik," sambung Elhaik (merdeka.com).